Moto Part





 Tips Memilih Oli

Andai mesin bisa bicara, pasti dia akan merintih kesakitan, ketika motodreamers salah pilih oli mesin. Tolong-tolong….
Oli ibarat darah dalam tubuh kita. Seperti itulah fungsi oli bagi kendaraan Motodreamers. Tentu, setiap oli disesuaikan dengan kapasitas volume dan kebutuhan mesin. Semakin kental oli berarti tingkat kebocoran akan semakin kecil, tapi beban kerja pompa oli akan semakin berat. Nah lo, pilih yang mana coba?
Oli berfungsi untuk melapisi dan memisahkan dua permukaan logam yang saling bergesekan. Sehingga tingkat keausan logam dapat dikurangi, sekaligus mendinginkan mesin. Fungsi lainnya, untuk mengangkut kotoran elemen logam, kemudian kotoran tersebut akan disirkulasikan ke filter oli, maka jadilah mesin tetap bersih.
Oli juga mampu memaximalkan kompresi serta menjaga tekanan mesin supaya konsumsi bahan bakar tetap irit dan mesin menjadi bersih.
Bahan dasar oli adalah minyak mentah yang menghasilkan cairan base oil yang ditambahkan zat aditif. Zat ini berfungsi sebagai pelapis dinding silinder sehingga melindungi mesin pada saat start dan mencegah timbulnya karat.
Zat inipun mampu melindungi mesin motor meski mesin tersebut tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama. Di samping itu, zat ini berfungsi sebagai detergent yang melarutkan kotoran sisa pembakaran. Alhasil, kotoran tersebut dapat terbuang ketika oli diganti.
Contoh kecilnya, coba deh, brow-brow sekalian perhatikan saat mengganti oli. Oli yang keluar, pasti berwarna hitam kan? Itu berarti fungsi zat aditif dalam oli bekerja dengan baik, karena mampu melarutkan kotoran logam dalam mesin.
Untuk itu, kali ini motodream.net mengajak Motodreamers, untuk berpetualang mengenal oli. Yuk, mariii….
1. SAE (Society of Automotive Engineers)
Adalah kode pengenal oli, selanjutnya angka yang mengikuti di belakangnya berarti tingkat kekentalan oli. Semakin besar angka di belakangnya berarti semakin kental oli tersebut. Contoh SAE 10W – 40 / SAE 15W – 50.
Huruf W berarti Winter atau suhu dingin, jadi SAE 10W – 40 berarti oli tersebut memiliki kekentalan pada suhu dingin 10 dan pada suhu panas 40.
2. Perbedaan Oli untuk Bahan Bakar Bensin dan Diesel
Cara membedakan jenis oli bahan bakar bensin dan diesel rupanya sangat mudah. Pertama oli untuk bahan bakar bensin ditandai dengan huruf “ S “. Sedangkan oli untuk bahan bakar diesel ditandai dengan huruf “ C “
3. Kualitas Oli
Kualitas oli ditentukan dengan kode API (American Petroleum Institute) dengan diikuti oleh huruf berikutnya. Contoh API : SL
Huruf “S” sebagai tanda pelumas mesin untuk bensin. Huruf “L” sebagai tanda nilai kualitas oli.
Semakin mendekati huruf Z berarti mutu oli semakin baik.
4. Kode dan Ciri
Kode dan ciri oli biasanya terdiri dari 2 huruf. Pertama kode ‘S’ sebagai pelumas mesin untuk bensin dan ciri huruf A-Z dibelakang huruf ‘S’ sebagai kode mutu oli. Semakin mendekati huruf Z maka semakin baik mutu oli tersebut. Contoh;
SM= untuk mesin kendaran tahun > 2004 SL= untuk mesin kendaraan tahun > 2001 SJ= untuk mesin kendaraan tahun 2001 dan sebelumnya SH= untuk mesin kendaraan tahun 1996 dan sebelumnya SG= untuk mesin kendaraan tahun 1993 dan sebelumnya SF= untuk mesin kendaraan tahun 1988 dan sebelumnya SE= untuk mesin kendaraan tahun 1979 dan sebelumnya SD= untuk mesin kendaraan tahun 1971 dan sebelumnya SC= untuk mesin kendaraan tahun 1967 dan sebelumnya SB dan SA = sudah tidak direkomendasikan lagi.

5. Periode Ganti Oli
Umumnya oli mesin diganti setiap 5.000 km, tetapi tergantung dengan kualitas oli, semakin baik kualitas oli maka semakin panjang umur pemakaiannya, bahkan ada yang bisa sampai 10.000 km.
6. Usia Oli
Untuk kendaraan yang jarang di pakai, otomatis kilometer kendaraan akan relatif sedikit. Meskipun begitu sebaiknya penggantian oli tidak melebihi satu tahun. Jadi, segera ganti oli lama dengan oli baru, meskipun kilometer kendaraan belum mencapai 5.000 km.
7. Gunakan Oli Yang Sama
Penggantian oli sebaiknya menggunakan merk dan spek oli yang sama, mengingat setiap merk oli mengandung zat aditif yang berbeda – beda.
8. Flush
Bila memang hendak mengganti merk oli, ada baiknya dilakukan flushing atau dengan membersihkan bagian dalam mesin dengan menyemprotkan udara melalui kompresor, saat ini sudah banyak dijual cairan untuk flushing, jangan lupa ganti juga filter oli, untuk memperoleh hasil yang maksimal.








Setelah sebelumnya melakukan tes optimalisasi bahan bakar dengan berbagai macam produk pengirit bahan bakar yang di rancang oleh Hendry Martin, ST. Kali ini Otonetters, komunitas member di Forum OTOMOTIFNET.COM kembali mengibarkan bendera Otoneters Indepnedent Tester dengan melakukan pengetesan CDI programmable untuk Honda Supra X125. Sekaligus dipilih 4 merek dalam pengetesan ini yaitu BRT, Rextor, XP202 dan Cheetah Power. Syaratnya harga jual masing-masing CDI yang diiukutkan dalam komparasi ini harus tidak lebih Rp 500 ribu. Harga ini paling ideal untuk kebutuhan korek harian atau sekedar plug & play pada motor dengan spek standar.
Pengetesan CDI berlangsung cukup panjang dari akhir Februari hingga awal April ini. Panjangnya waktu disebabkan ada empat variable pengetesan yang dites secara terpisah. Yaitu, peak rpm untuk mencari siapa yang punya limiter paling tinggi. Kemudian ada tes akselerasi dengan menggunakan alat ukur Racelogic.
Dilanjutkan dengan melakukan tes konsumsi bahan bakar dan terakhir tes power dan torsi dengan dyno tes. Tujuan pengetesan ini dalam beberapa tahapan terpisah, bukan untuk mencari siapa yang terbaik diantara keempat CDI tersebut. Tapi lebih berfungsi untuk memetakan mana yang terbaik sesuai kebutuhan konsumen. Mengingat tiap CDI memiliki karakter yang berbeda satu sama lain.
Motivasi konsumen dalam memilih CDI pun berbeda-beda. Ada yang mengganti CDI sekedar karena mencari tenaga besar tapi ada juga yang hanya ingin akselerasi motornya makin ngacir atau malah ingin konsumsi bahan bakarnya semakin irit. So, mari ikuti ringkasan dari empat proses pengetesan ini.
Pengetesan ini dilakukan pada sebuah Honda Supra X125 pinjaman dari PT Astra Honda Motor (AHM) dalam kondisi benar-benar baru dan standar tanpa ubahan apapun. Juga dipilih tiga tester untuk menjalani semua rangkaian pengetesan. Dua dari member Forum OTOMOTIFNET.com (Bintang Pradipta dan Spidlova) dan satu wakil dari redaksi OTOMOTIFNET.com (Popo).
Dalam keseluruhan pengetesan ini digunakan kurva yang telah direkomendasikan oleh masing-masing produsen CDI. BRT meminta klik kurvanya disetting di posisi angka 8 yang artinya timing pengapian di atur pada 35 derajat sebelum titik mati atas. Rextor memilih kurva ditaruh di posisi angka 0. Sedang Cheetah Power menyarankan untuk menggunakan kurva pertama. Dan XP202 karena tidak memiliki pilihan kurva maka langsung colok.
Pengetesan Tahap 1 : Siapa Limiter Tertinggi?
Bertempat di bengkel Otomotif Service Station (OSS), pengukuran dilakukan dengan rpm meter merek BRT. Suhu mesin dipatok 70 derajat celcius dengan toleransi 5 derajat celcius. Masing-masing CDI dapat giliran digeber dua sampai tiga kali. Hasilnya saat di gas pada putaran mesin( rpm) paling tinggi, semua CDI ini mampu membuat mesin berteriak lebih dari 12.000 rpm. Bandingkan dengan CDI standar yang hanya bermain di angka 9.000 rpm.
CDI Standar = 9.841 rpm
CDI BRT Neo Click = 12.930 rpm
CDI Cheetah Power CP 400 = 12.700 rpm
CDI XP = 12.400 rpm
CDI REXTOR = 12.280 rpm

Pengetesan Tahap 2: Siapa Akselerasi Tercepat?

Bertempat di depan kantor OTOMOTIFNET.com pengetesan akselerasi dimulai pada jam 11 malam saat kondisi jalan sudah benar-benar lengang. Panjang lintasan sekitar 300 meter, 200 meter untuk pengetesan dan 100 untuk jarak pengereman. Panjang trek ini mirip panjang lintasan drag bike yang panjangnya 201 meter.
Kondisi mesin tetap standar tanpa ubahan apapun. Dan semua tester (Bintang pradipta, Spidlova dan Popo) punya kesempatan 2 kali running untuk tiap CDI. Hasil di bawah ini diambil catatan waktu terbaik untuk 100m dan 200m. Catatan waktu selama pengetesan ini diukur dengan alat ukur Racelogic.
CDI Standar
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     10.0
0-200     14.7
Bintang Pradipta
0-100     11.7
0-200     16.7
Popo
0-100     09.0
0-200     14.1

CDI BRT Neo Click
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     10.3
0-200     15.1
Bintang Pradipta
0-100     09.4
0-200     14.2
Popo
0-100     08.5
0-200     13.3

CDI Cheetah Power CP 400
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     08.1
0-200     12.9
Bintang Pradipta
0-100     09.6
0-200     14.6
Popo
0-100     09.3
0-200     14.4

CDI XP
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     09.5
0-200     14.4
Bintang Pradipta
0-100     09.7
0-200     14.6
Popo
0-100     09.1
0-200     14.0

CDI REXTOR
Spidlova
Distance(m) Time(s)
0-100     10.6
0-200     15.4
Bintang Pradipta
0-100     09.6
0-200     14.5
Popo
0-100     09.2
0-200     14.1